Minggu, 19 Desember 2010

Listening

           
            Mendengarkan memang salah satu hal yang paling mudah untuk dilakukan. Tidak membutuhkan keahlian khusus untuk mendengarkan. Sekilas, mendengarkan adalah sesuatu yang sepele, tapi akan jadi sangat runyam ceritanya kalau kita tidak mengerti cara yang baik untuk mendengarkan. Pernah suatu hari aku bercerita kepada pacarku, selesai remedial yang kami kerjakan untuk uas yang berakhir dengan nilai keji (baca: jelek). Aku menceritakan banyak hal yang aku lihat, dengar maupun rasakan malam sebelumnya. Aku bercerita bagaimana aku menemukan sosok backpacker yang keren dan bagaimana aku ingin sepertinya, bagaimana aku belajar melihat masalah dari berbagai sisi. Dia duduk di sebelahku, dengan hanya bergumam “ooh” “ya” “hmm” dan kadang tersenyum, dia tampak sekilas mendengarkan. Ya, aku bilang “tampak mendegarkan”. Aku merasa dia hilang dan tidak mendengarkan sepenuhnya padaku. Tampak dari pandangan matanya dan gesture nya yang seakan menandakan bahwa dia ingin segera pergi dari tempat itu dan tidak lagi mendengarkan cerita-cerita konyol ku. Sedikit kecewa memang, tapi tak apalah. Semoga perasaanku salah :) Tapi hal itu bisa saja menjadi pemicu pertengkaran.
            Menurutku, mendengarkan tidak hanya sebatas diam dan mengangguk. Tatapan mata, cara kita menanggapi, gesture yang kita lakukan merupakan sesuatu yang vital dalam hal mendengarkan. Alangkah baiknya jika kita memfokuskan diri pada apa yang kita dengar, dengan memberikan tatapan penuh dan tidak kosong. Mengangguklah jika itu perlu, pada tekanan-tekanan kalimat tertentu, pada apa yang dia sangat ingin kita untuk memperhatikan, tampaklah mengernyitkan dahi seakan kita berpikir yang menandakan kita benar-benar mendengarkan, tatap matanya atau paling tidak jangan memalingkan wajah saat ia bercerita. Aku sering melakukan itu, dengan satu tujuan: “respect”. Ya, menghormati orang yang sedang bercerita, yang rela meluangkan waktunya hanya untuk bercerita kepadaku. Tidak semudah itu lho orang mau memberikan waktunya, yang tidak mungkin ia ambil kembali. Aku sering tidak menganggap remeh mendengarkan karena mungkin itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk meringankan beban temanku. Karena aku sendiri sering ingin untuk di dengarkan, tidak untuk dikomentari atau diberi nasihat, hanya untuk didengarkan, kadang hal itu bisa sangat melegakan, seperti selesai buang hajat :p
            Aku tidak tahu teknik komunikasi yang benar, tapi menurutku, mendengarkan sebenarnya salah satu teknik dalam berkomunikasi. Dengan mendengarkan, kita bisa memahami dengan sempurna dan menghindari kesalahpahaman yang bisa memicu pertengkaran. Selain itu, dengan mendengarkan pula kita bisa mendapat pelajaran hidup, ilmu yang tak terduga maupun kejutan-kejutan menyenangkan. Aku tidak melebih-lebihkan, tapi memang itu yang aku rasakan dari mendengarkan dengan seksama. Mungkin memang aku belum sesempurna itu dalam mendengarkan, karena aku lebih senang bercerita, tapi aku selalu berusaha untuk menjadi pendengar yang baik :)
            Jadi, mulai sekarang, dengarkanlah teman, sahabat, pacar mu dengan baik. Hargai mereka dan waktu mereka untukmu. Mungkin salah satu ceritanya akan mengubah hidupmu, atau mungkin kamu malah mendapat hal yang selama ini kamu cari.


Listen up and you’ll be an angel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends